Wednesday, November 29, 2006

Driving Experience: Tol Bintaro

Hari Sabtu, iseng ngajak anak-istri ke kolam renang baru di BSD, yaitu Aqua City. Tentu saja menaiki si Zaffy, sekalian menguji performance-nya di jalan Tol Pondok-Pinang Bintaro.

Jalan tol ini agak unik, menurut saya, sebab sepanjang jalur dari Pondok Indah s/d Serpong menggunakan beton tanpa lapisan aspal. Tentu saja karakter jalannya jadi rough. Menarik juga untuk mengetahui bagaimana jalanan kasar mempengaruhi driving experience si Zaffy.

Sebagai catatan, kondisi mesin sudah sip pakai timing belt baru. Tapi kondisi kaki-kaki terutama depan (balljoint) dan discbrake masih belum diganti, jadi tetap saja saya harus mengemudi secara berhati-hati.

Sepanjang perjalanan, terasa kontras getaran di kabin antara jalanan aspal dengan beton, begitu melewati pintu tol pondok pinang. Dan getaran itu terasa banget di bagian roda depan.

Pengemudian tetap mantap, kecuali saat melintas tikungan Veteran. Tikungan ini memang rada menjebak. Sudut kemiringannya kurang sehingga ban cenderung tidak menapak dengan gaya berat tepat. Saya harus mengurangi kecepatan s/d 40 kpj, karena setir terasa agak semi.

Selanjutnya kecepatan stabil di 80 kpj.

Satu hal yang saya notice sekali di dekat pintu Tol Bintaro, jadi lebih kurang setelah 3-4 menit mengemudi di jalan kasar, saya merasa pergelangan kaki kanan saya kaku dan perih. Kayaknya ada otot yang 'kena' deh. Saya merasa posisi kaki yang menahan sudut sekian derajat bertumpu pada tumit, dan menekan pedal gas secara light, menjadi posisi yang tidak natural. Di tambah dengan getaran yang tersalur sampai kaki, kayaknya berakibat ke otot kaki.

Ini berarti sistem suspensi depan harus saya perhatikan lagi. Entah diganti baru atau ganti merek sekalian. Mungkin termasuk juga engine mounting sebagai peredam getaran blok mesin ke arah body. Soalnya kalo gini susah jalan jauh luar kota, euy. Apalagi matic, yg kerja totally kaki kanan.

Salam Zaffy,


Cheppy

Friday, November 24, 2006

Kursi Pengemudi

Salah satu parameter penentu kenyamanan berkendara adalah pada jok/ kursi, tempat dimana penumpang meletakkan pantat dan beban tubuhnya sepanjang perjalanan.

Jok yang nyaman, buat saya sudah merupakan setengah dari kepuasan berkendara. Boleh jadi sistem suspensi rada keras, tapi dengan jok yang seempuk awan, rasanya perjalanan guncang-guncang pun tidak terlalu masalah,... he he he.

Yah, itu teori saya. Kenyataannya Jok adalah salah satu komponen 'wajib' yang paling tidak standar untuk kendaraan-kendaraan semodel yang punya beberapa tipe (misalnya merek A, tipe GX, GL etc). Sebab jok adalah komponen yang paling gampang diganti tanpa mempengaruhi spek kendaraan, sehingga menjadi barang favorit dalam hal 'cut-corners', atau istilah industrinya: "meningkatkan komponen lokal".

Mau keluarin tipe "flagship", pasang jok standar internasional (artinya, sama dengan yang dipakai di negara lain).
Mau keluarin tipe "sporty", pasang jok sporty (bisa lokal tapi dibranding internasional).
Mau keluarin tipe "family", pasang jok standar pabrikan ATPM
Mau keluarin tipe "taxi", pasang jok pesenan ke sub kontraktor lokal (the cheapest, dong).

Bagaimana dengan Jok Zafira?

Alhamdulillah, dengan spek Flex-7, Joknya terhitung standar pabrikan ATPM, mungkin dibikin di Thailand, mungkin juga dibikin di Indonesia tapi dengan spek yang ketat. Itu sangat melegakan dan membuat saya merasa beruntung memiliki Zaffy.

Kondisi jok Zaffy, walaupun materialnya 'cuma' dari kain bukan kulit (entah, denger-denger tipe elegance sudah pakai Jok kulit?), material kainnya tergolong cukup bagus, dua level di atas kualitas kain rata-rata jok mobil keluaran baru saat ini (bahkan saya pikir masih lebih bagus dari pada kualitas kain jok Chevy Estate). Mudah dibersihkan, dan tampak lebih awet. Kualitas jahitan dan sambungan juga jauh lebih rapi.

Busa jok sendiri terasa agak atos alias keras. Dalam hal ini agak kurang nyaman diduduki. Di sisi lain memang ada positifnya sih,.... karena agak 'kaku', maka bentuk joknya jadi bisa bertahan bagus agak lama dan tidak berubah mengikuti lekuk pantat pemilik terdahulu. He he he,...

Ini sangat baik berlaku buat jok pengemudi. Sebab jok inilah yang paling banyak diduduki, dan biasanya diduduki oleh orang yg sama sehingga cenderung mencetak bentuk dan gaya duduk pengemudi yg lama.

Hal lain mengenai jok Zafira, khususnya jok pengemudi sesuai judul blog ini.

1. Setelan kerebahan sandaran: menggunakan tuas putar. Sebenernya agak ribet, alih-alih menggunakan sistem per dan kunci sebagaimana mobil-mobil pada umumnya. Penyetelan posisi tidak bisa cepat. Buat saya sendiri tidak terlalu masalah.

2. Setelan ketinggian jok: ini fitur yang asik banget, ngga semua mobil punya. Untuk Zafira, bentuknya berupa tuas yang bekerja seperti pompa. Sayang spelling-nya ngga terlalu jauh. Saya masih pengen lebih tinggi lagi, mungkin karena kebiasaan nyetir SUV :). Dan setiap kenaikan jok selalu diiringi dengan posisi jok menjadi agak maju ke depan. Artinya harus menyesuaikan jarak kaki kembali.

3. Lumbar support: ini juga fitur langka, termasuk yang saya appreciate. Sewaktu mengemudikan Aerio perjalanan Jakarta-Bandung PP, saya menderita nyeri di tulang belakang, yang rupanya disebabkan posisi duduk yang tidak ergonomis (BTW jok Aerio standar aja, ga ada macam-macam kecuali stelan kerebahan), dan kayaknya posisinya tidak pas sehingga bobot tubuh tertumpu pada bagian tulang belakang yang salah, dan punggung jadi melengkung. Akhirnya saya harus membeli alas duduk tambahan buat Aerio. Dengan lumbar support Zafira, posisi duduk saya jauh lebih nyaman. Bless the designer!

Demikian sedikit experience mengenai perdudukan di Zafira. Satu hal yg saya masih penasaran, apakah ada yang jual sarung jok buat Zaffy, yang bisa ditambahin sedikit busa biar lebih enak duduknya. Mungkin pembaca ada informasi? Dimana belinya dan berapa kisaran harganya.

Satu catatan mengenai kursi-kursi di Zaffy:
Sewaktu saya panggil salon mobil untuk membersihkan interior Zaffy, mereka tidak berani membongkar jok, dengan alasan joknya pakai komputer (??) Terus terang ini jawaban yang rada aneh. Saya jadi berpikir jawaban mereka imply bahwa ada sistem yang rumit dan bikin mereka extra hati-hati terhadap jok Zafira. Saya anggap ekstra, soalnya mereka sendiri masih berani untuk menggarap ruang mesin yg nota bene ada ECU-nya. Masa sama ECU ngga takut, tapi sama JPU (Jok Processor Unit!) takuts?

Apa bener jok Zafira pakai komputer? Apanya yang menggunakan komputer???

Salam,


Cheppy

Monday, November 20, 2006

Kabel Stik Transmisi, longgar,.....

Sabtu 18 November 2006, jadi hanya sekitar 15 hari sejak saya membeli Zaffy.

Suddenly, tuas transmisi matic-nya loss,.... Bertahan di posisi 'P", dan kalau dipindahkan ke posisi lain terasa tidak masuk. Jelas saja saya bingung, dari kemarin dipakai tidak ada gejala apa-apa, koq. Sempat terlintas pembicaraan di milis bahwa kalau ada lampu yg putus, si matic bisa ngambek sebagai langkah pengaman. Tapi sejauh pemeriksaan tidak ada lampu putus. Gila untung terjadinya di rumah sendiri, bukan di rumah bini muda,.... ups,... di mall, kali?

Apa boleh buat, harus panggil tim storing, hubungi 0818883022 (Layanan Darurat Hangtuah 24 jam).

Setelah dicek, ternyata 'kabel' stik transmisinya sudah loss. Saya bisa lihat sendiri, posisinya ada di bawah Accu. Bentuknya seperti ujung kabel rem sepeda motor, yang tersambung pada semacam tuas. Bagian yang loss adalah bagian engsel yang menghubungkan setangkai besi dengan tuas. Memang kerjanya cukup mekanis, sehingga dalam masa pemakaian tertentu akan aus. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah tinggal mengganti kabel tersebut. Tapi karena sekarang hari Sabtu, tim Storing tidak punya barang.

Karena barang tidak ada, terpaksa diakalin dulu dengan cara mengikat pakai kawat. Sekedar supaya bisa dipakai jalan ke bengkel hari Senin besok untuk ganti part yang dimaksud.

"Berapa duit kabelnya?" tanya saya siap-siap.
"Kalau dulu sekitar enam ratus ribuan" jawab mas Montir mengira-ngira.
Tentu saja harga 'sekarang' bisa berbeda, dan entah kenapa saya sudah tidak terlalu kaget mendengar jawaban tersebut. (mestinya sih kaget, lha wong kabel dengan fungsi serupa kabel rem motor dengan ketahanan tak lebih dua tahun, koq dihargain enam ratus rebu? Tapi somewhat gue udah kebal sama pricing policynya GM, hehehe).

Somewhat typical. Barang yang satu masa nanti akan aus (sehingga harus diganti), dijual dengan profit margin yang,..... yah saya ngga boleh lupa bahwa barang ini buatan Amerika. Dan kadang kala filosofi bisnis Amerika emang rada-rada begitu.

Tapi enam ratus ribu untuk sebuah kabel? Dan yang rusak sebenarnya 'cuma' di ujung-nya saja. Sempat terpikir gimana kalau gak usah diganti, biar aja dikawatin terus. Kalau lepas tinggal ganti kawat lagi ini,.. hehehe. Tapi setelah saya lihat, ternyata parah juga, bo. Itu bagian yang sangat vital, meliputi kegiatan menarik dan mendorong tuas transmisi di mesin. Ngga boleh main-main. Terbukti, setelah dikawatin dan dicoba saat itu juga, malah patah. Ini sempat saya foto:

Posisi: P

Posisi tuas transimisi 'masuk'

Kalau diperhatikan bagian berwarna hitam bulat (itulah rumah engsel dari plastik) sudah patah di ujung karena kalah saat mendorong tuas.

Saya bukan insinyur lulusan teknik mesin. Tapi dari sekedar melihat saja saya sudah merasa bahwa ada sebuah 'kealpaan' desain yang harusnya tidak terjadi.

Tuh barang yang tugasnya begitu berat, berada di ruang mesin yang nota bene bersuhu tinggi,.... unbelievebly terbuat dari,... plastik.

Yah, plastik yang jelas saja akan patah apabila sudah sampai pada ujung ketahanan hidupnya yang terbatas. Udah gitu dilihat dari patahnya, tampaknya tidak ada alat bantu penguat lain selain plastik itu.

Sekedar logika awam saya yang bodoh ini, rasanya bisa membayangkan mekanisme yang sama dilayani oleh perangkat yang terbuat dari logam. Dan bisa jadi akan menekan cost jauh lebih rendah sebab ketahanan logam tentu saja lebih lama.

Kenapa, oh kenapa Chevrolet? Bisikan dari insinyur mana yang telah membuatmu yakin bahwa plastik akan lebih kuat daripada logam untuk mekanisme engsel penarik/ pendorong transmisi otomatis mobil Zafira ini? Penasaran aku tanya sama rekanku yang cukup tau mesin, apakah memang tuas semacam itu 'layak' dibikin dari plastik? Ternyata jawabannya sudah bisa saya perkirakan, "Ah ya nggak lah. Mobil-mobil jepang umumnya pakai logam (untuk fungsi yang serupa)".

So GM, apa alasan mu?

Saya rasa memang nggak ada alasan apapun. Kita ngga bisa serta merta mengomentari sebuah produsen pembuat kendaraan raksasa dunia sebagai 'goblok' karena membuat kesalahan sepele dalam memilih komponen mobil. Alangkah sok tahunya kita sebagai pengguna. Apalagi posisi kita nggak setara,.. hehehe. Kita bergantung pada mereka, dan mereka pasti punya lebih banyak pertimbangan dalam menetapkan suatu pilihan desain.

Persoalannya, komponen ini menyangkut fungsi transmisi, Jek! Bagaimana bila kepatahan itu terjadi di saat mobil sedang melaju di jalan raya? Atau pas di tengah-tengah persimpangan KA? Artinya ada faktor safety yang dipertaruhkan di sini.

Buat saya pribadi, kita ngga bakalan bisa ngerubah GM, policy GM, desain GM, dan lain-lainnya. Yang bisa kita ubah akhirnya cuma diri kita sendiri. Kalau kita bener-bener suka dengan Zafira, dan mau hidup lebih lama dengan Zafira, kita , mesti bersama-sama menemukan cara-cara untuk melepas ketergantungan terhadap GM.

Caranya? Mungkin harus belajar dari penggemar mobil Eropa lainnya, dimana mereka bisa mendapatkan cara-cara alternatif untuk mengganti parts yang absurd dengan parts dari merk lain yang lebih make-sense. Saya berharap banget dari otak orang-orang Indonesia yang kreatif untuk segera menemukan alternatif-alternatif baru dalam merawat si Zaffy!


Salam,


Cheppy

Wednesday, November 15, 2006

Simpan di mana, nich?

Ada satu fasilitas yang khas banget buat orang Indonesia (kali?), yaitu laci penyimpanan di mobil. Kayaknya untuk yang satu ini orang Indonesia nggak pernah merasa cukup, sehingga produsen mobil pun sampai memerlukan menonjolkan fitur 'tempat-tempat penyimpanan' yang ada di mobil dagangannya sebagai salah satu daya tarik dalam iklan atau brosur.

Buat saya selaku orang Indonesia, saya merasa membutuhkan tempat/ wadah untuk:
1. Uang kecil
2. Karcis parkir atau kartu toll
3. Tempat naruh handphone dalam kondisi tergesa-gesa
4. Tempat naruh kepingan CD yang makin lama makin banyak :(
5. Space untuk meletakkan box tissue
6. Tempat sampah
7. Tempat barang-barang pritilan yang somehow ended up di mobil :)
8. Tempat naruh sisir + buat ngaca
9. Bahkan tak kalah penting adalah tempat khusus buat menyimpan bon bensin untuk direimburse (ini malah jadi sangat penting sebab saya punya kebiasaan menghilangkan dokumen-dokumen semacam itu apabila sampai terbawa turun dari mobil dsb).
10. Tempat menaruh gelas yang memiliki ruang cukup untuk meletakkan teh botol tanpa miring.
11. Tempat di mana bisa meletakkan piring sejenak (waktu nyeruput teh botol :D)
12. Tempat nyimpen beceng,.. uits, ini hanya ada di film-film hollywood, ya? hehehe

Dengan seabrek keperluan di atas, laci dashboard (standar) aja sudah dianggap nggak cukup.
Malah bagi pembeli mobil di Indonesia, laci-laci kecil kadang justru lebih menarik perhatian di banding cc. mesin atau fitur ABS,.. ha ha.

Ada satu pengalaman dalam menggunakan mobil saya yang satunya, yaitu X-trail, sebelum ngebahas Zafira lebih lanjut.

Di X-trail ada fasilitas yg cukup menarik dalam hal 'perwadahan', Yaitu console box yang punya dua lapis laci sekaligus bisa menjadi cupholder, sepasang cupholder kiri-kanan untuk penumpang depan, serta 'kulkas' buat minuman kaleng yang bikin kepala saya bergeleng-geleng (simple tapi pinter, kagak memakan cost tambahan wong pendinginnya ngambil dari angin AC). Dan karena panel dashboardnya berada di tengah, ada keuntungan untuk menambahkan sebuah laci tersembunyi persis di depan pengemudi.

Laci ini, rekan-rekan, yang saya appreciate betul!

Dengan laci ini saya bisa menyimpan karcis-karcis toll/parkir/ bon BBM yang akan saya reimburse (lumayanlah, hare geenee!) yang aman karena tertutup dan persis dalam wilayah kekuasaan saya selaku pengemudi. Saya bahkan bisa menempatkan amplop khusus berisi uang seribuan yang diperlukan untuk parkir etc. Saya juga bisa naruh HP di situ dalam kondisi tergesa-gesa, dan banyak hal lain.

Kadang sampai terpikir, laci ini adalah anugrah Dewata yang dikaruniakan ke mobil X-trail! He he, God bless the designer.

Mungkin produsen mobil lainnya nggak terpikir sampai ke situ. Saya sendiri pun belum terpikir sampai saatnya memegang mobil tersebut, bahwa saya memang punya kebutuhan spesifik yang tidak bisa dipenuhi oleh mobil lain (standar) perihal perlacian itu.

Saya nggak mungkin menyimpan hal-hal tadi di laci dashboard standar, sebab barang-barang itu bisa diakses penumpang lain, atau tercampur oleh barang-barang milik umum (anak/ istri etc). Apalagi jaraknya berjauhan dengan posisi pengemudi, sehingga akan sulit mengambil sesuatu dari laci dashboard standar dalam kondisi terburu-buru. Sebuah LACI TERTUTUP yang terletak DALAM JANGKAUAN pengemudi, adalah 'a boon for me', alias sebuah kenikmatan tertinggi.

Now let's see,.... tampaknya Zafira termasuk yg belum sampai ke sana.

Desain dashboard yang kompak dan bermaterial keren, hanya menyisakan ruang sedikit sekali untuk perlacian. Sekedar lubang persegi yang biasanya berada di bawah tape pun tidak ada. Area di depan pengemudi diisi sepenuhnya dengan panel instrumen, dan ada ruang sedikit di depan display jam/ termometer/ status CD yg bisa buat meletakkan barang kecil sementara. Cupholder sepasang di ujung console bisa untuk teh botol dalam posisi berdiri (thank God!), di area pintu terdapat 'kantong' yang selain muat untuk barang-barang pritilan, bisa juga dipakai untuk meletakkan sebotol Aqua setengah literan. Ga bisa buat naruh majalah karena terlalu lebar. Di sisi kursi depan juga ada wadah yang bisa digunakan untuk meletakkan payung, sandal etc.

Laci keramat? Ngga ada. Satu tempat untuk menaruh uang kecil dan kartu toll, secara kebetulan jutru ada di pintu, yaitu handle yang harusnya digunakan untuk menarik/ menutup pintu.

Area dashboard di depan penumpang depan cukup luas, bisa dipakai menaruh box tissue. Sekaligus harus diakui bahwa laci dashboard Zafira terhitung cukup besar dan dalam. Hati-hati kalau mau memounting sesuatu di area dashboard penumpang (misalnya mau naruh LCD monitor, atau mixer, atau blender, atau toaster,.. hehehe) sebab ada airbag di baliknya. Baiknya sih leave that space alone, dah.

Saya ingat di Blazer LT dulu ada kompartemen di plafon, bisa buat menyimpan kacamata hitam dan remote garasi. Sayang di Zafira ngga ada fasilitas serupa, even lampu kabin depan pun masih model nyebar bukan yang terfokus.

Console tengah sayangnya kurang dimanfaatkan sebagai laci. Tetapi sebagai gantinya ada blower AC khusus penumpang tengah. Terus-terang hal itu saya nilai lebih bermanfaat.

So kesimpulannya, untuk ruang penyimpanan Zafira belum memenuhi kebutuhan saya, terutama yg spesifik tadi. Mungkin saya harus bawa tas pinggang aja buat mengakomodir penyimpanan bon bensin dan uang parkir,... hehehe kocak banget.

Salam Zaffy,

Cheppy

Tuesday, November 14, 2006

Nomor CODE sudah datang!

Sekedar mengumumkan pada para pembaca blog ini, bahwa nomor kode tape yang saya tunggu-tunggu dari GMI sudah mendapatkan jawaban, lengkap dengan instruksi memasukkan kode tersebut.

Dari inquiry saya melalui email pada tanggal 9 November, jawaban saya terima tanggal 14 November. Jadi ada proses lima hari (termasuk sabtu & minggu) di pihak GMI untuk mengolah jawaban saya dan mengirimkan kembali via email.

Ini menunjukkan level of service di GMI tergolong prima.

Terima kasih pada pak Sdr. Sala dari Customer Assistance Center GMI!

Cheppy

Keajaiban Kunci Rp.800 ribu???

Mari kita lihat kunci kontak Zafira ini:


Karena dari pembelian secondhand, saya hanya mendapatkan satu buah kunci, wajar apabila saya berusaha memperoleh kunci serepnya. Saya tanyakan ke Hangtuah, dan jawaban untuk harga sebuah kunci serep sangat mengejutkan saya.

Lebih kurang 800 ribu Rupiah.

What the ****???

Menurut contact person, harganya memang demikian karena kunci tersebut mengandung chip immobilizer di dalamnya, yang bisa mencegah pencuri menstarter mobil dengan menggunakan kunci palsu.

Well,... sebuah kunci ajaib,... tentu saja pantas berharga lebih.

Sekaligus mengandung ancaman tak terucap buat saya selaku pemilik secondhand: "Ati-ati anda jangan sampai kehilangan kunci, sebab efeknya akan merepotkan sekali"

Pertama, karena tentu saja harga kunci itu tadi; yang bisa dipakai buat membeli camshaft sensor, atau buat nambahin ganti timing belt yg udah jadi menu wajib 45km-an.

Kedua, ternyata kunci tersebut pun harus diprogram, dan saya pun kelak harus mensupply nomor ID tertentu yg saat ini tidak saya miliki sebab nomor ID itu tercatat somewhere di dokumen yang dipegang oleh pemilik pertama. Ini bener-bener gawat. Rupanya pemilik pertama si Zaffy tanpa sadar sudah meninggalkan hutang karma yang kelak harus saya bayar dengan sejumlah kerepotan-kerepotan,.... hehehe (buat contoh, wong nomer code TAPE yang should be simple aja sampai sekarang masih belum dijawab oleh GMI, gimana yang perlu verifikasi macam kunci serep?)

No wonder re-sale valuenya Zafira terus menukik.

Sudah jelas, Zafira adalah "a smart car", tinggal pertanyaan bisa ditujukan buat pembeli Zafira secondhand macam saya, apakah saya menjadi "a smart buyer", atau sebaliknya?

Do'a saya adalah semoga komunitas Zafira di Indonesia saling support secara kompak untuk mempertahankan investasi kita di mobil ini. Nggak usahlah bicara mempertahankan harga jual. Buat kita yang penting adalah mempertahankan cost of maintenance dalam taraf yang wajar sehingga our Zafira dapat dinikmati tanpa kita dianggap orang (atau yg utama: istri) sebagai "a stupid car-owner".

Soalnya bisa-bisa pembuat Zafira pun dikenai label "a Stupid Smart Car Maker", lagi (hi hi hi, istilahnya lucu banget).

Contoh gampang aja, untuk sebuah mobil yang harga jual kembalinya jeblok, dan (oleh karenanya) termasuk susah dijual,... apa masih make sense bikin kunci immobilizer segala? Apakah kita memang benar memerlukan kunci ajaib ini? He he he,... Zafira bisa jadi mobil paling aman di Jakarta. Kalau ada sebuah Zafira dan sebuah Kijang diparkir bersisian, biar nggak dikunci pun si Maling pasti lebih pilih ngembat Kijang-nya! Yang tersisa malah resiko besar, kalau-kalau sistem pengaman gagal, chip terbakar etc, kita dapet mobil yang nggak bisa jalan, plus unnecessary hassles,....

Sekedar becanda ya, jangan dimasukin ati.

Let us now just enjoy this beautiful piece of engineering art,....

Salam Zaffy,



Cheppy

Konfigurasi 1 dari 49,....

Konon katanya,.... Zafira 7 seaters punya kemungkinan kombinasi 49 posisi duduk, yang anehnya tidak semua orang (at least dari pembicaraan di milis Zafira@yahoogroups) tahu bagaimana konfigurasinya secara lengkap.

Berbahagialah, kawan-kawan, akhirnya saya menemukan salah satunya (hue he he he, nothing new sebenernya.)!

Sandaran penumpang depan saya tekuk ke depan, dan hebatnya bisa bener-bener flat, seperti di gambar berikut:






















Kita bisa lihat bahwa posisinya bener-bener rata, sehingga dapat difungsikan sebagai meja. Salah satu aplikasi yg saya coba sebagai orang kantoran, adalah meletakkan laptop di atasnya, hitung-hitung jadi moving office. Inilah hasilnya:




















Sayangnya, karena permukaan melengkung maka laptop saya tidak dapat 'duduk' dengan stabil, agak sedikit miring. Mungkin harus ditambah tripleks lagi agar lebih rata (lha koq estetikanya ngga zafira banget, gitu loh :P ).

Mungkin rekan-rekan bisa mengusulkan aplikasi yg lainnya dari konfigurasi kursi seperti ini? Silakan menanggapi!

Salam,

Cheppy

Real Look @ My Zaffy





nah, baru sempat memfoto si Zaffy pagi ini, beginilah tampangnya si hitam B-2812-OF :)

Sunday, November 12, 2006

Driving Experience

Sabtu dan Minggu adalah saat yang paling ideal untuk mencoba 'cruising' dengan mobil baru. Ngetes unsur kenyamanan, handling, BBM,.... tapi jangan salah persepsi dulu. Karena saya bukan ahli otomotif, tentu saja perspektif test-nya tidak didukung oleh pengetahuan otomotif. Sekedar menurut perasaan dan pengalaman seorang pengemudi awam saja.

Waktu untuk mencoba pengemudian si Zaffy belum banyak.

Pertama adalah saat mengambil mobil dari Meruya menuju rumah di Ragunan. Lewat jalan Panjang/ Arteri Pondok Indah yang macet. Tidak banyak yang bisa saya notice. Mungkin yang paling awal saya perhatikan adalah indikator suhu. Kondisi macet di siang hari, paling tidak bisa menguji bagaimana tabiat Zaffy menghandle panas. Lumayan, dalam suasana panas 38 derajat di luar, jalanan macet, indikator panas bergerak dari 85 ke 90-an, dan stabil di sana. At least proses pendinginan bekerja baik. Tarikan mesin agak berat saat mulai maju, sehingga dalam situasi macet saya sering ketinggalan disalip mobil/ motor atau diklakson orang dari belakang :(

Apalagi yang saya notice saat pertama kali memegang Zaffy? Oh iya, antara lain saya baru menyadari bahwa tidak ada indikator posisi gigi (matic) di dashboard. Jadi kalau mau cek posisi pemindahan tuas, saya harus menunduk dan melepas pandangan dari jalanan. Sedikit mengurangi safety driving, menurut saya.

Kamis mobil dimasukkan Hangtuah dan ditune up.

Setiap engine start, masih terasa berat di detik-detik awal. Padahal accu-nya baru. Saya mesti cek dinamo starter. Dimana bisa lakukan itu, ya?

Sabtu pengetesan kedua untuk kondisi "jalan-jalan ke mall". Sasarannya tak jauh yaitu PI Mall, dengan penumpang sekeluarga (Saya, Istri, Anak & pembantu). Karena ada issue timing-belt, saya coba mengemudi secara aman, gak lebih dari 60-80 km/ jam dan menjaga smooth accelleration. Karena 7 seater, gampang mengatur posisi duduk penumpang, satu hal yg sudah harus diperhatikan untuk keluarga yg mengajak pembantu ke mall :) Buat saya cukup leluasa, kabin bisa mengakomodasi tanpa harus terasa sesempit Avanza/ Xenia, atau terlalu lapang seperti Trajet. Dingin AC tersebar merata, thanks to blower tengah dan belakang.

Overall, suasana driving yang menyenangkan. Tune up cukup memberikan peningkatan terutama dalam hal tarikan awal, tidak seberat sebelumnya, walau I wish masih bisa lebih enteng lagi. Setir masih kurang mengigit, terutama kalau belokan, dan terasa menarik ke kiri. Mungkin akibat masalah balljoint. Saat belok parkir juga terasa insecure dengan bunyi-bunyian duk-duk dari roda depan.

Pengetesan hari Minggu ke Bogor untuk menghadiri kawinan. Tol Jagorawi menjadi ajang test. Masih belum berani ngebut banget, jadi mempertahankan speed di 80 kmj. Sekali-sekali 100 kmj kalo mau menyalip saja. Di sini respons tarikan masih agak berat kalau mau menyalip. Kabin juga terasa agak bergetar dalam kecepatan 100 kmj. Apakah ini karena engine mounting? Overall untuk perjalanan tol luar kota Zaffy cukup nyaman, hanya saja karena suspensi keras dan jok yg juga terasa keras, perjalanan Jakarta Bogor masih menyisakan rasa penat. Perjalanan juga terasa lama dan membosankan, mungkin karena speednya ngga berani digeber, dan tape yang masiiiiih belum bisa nyala (hehehe, belum ada jawaban dari GM nich).

Sekedar kenangan, perjalanan Jakarta Bandung via Bogor pernah saya jalani tanpa kepenatan, yaitu saat mengemudikan Opel Blazer. Dari situ saya kepincut sama konsep kenyamanan mobil-mobil GM,....hehe.

Untuk BBM, saya kira cukup irit, jarumnya tidak turun banyak untuk aktivitas di atas. Paling tidak saya bandingkan dengan mobil sebelumnya yaitu Aerio. Tapi memang respons mesin Aerio lebih galak dan lebih ngaciirr di banding Zaffy.

Friday, November 10, 2006

Hasil cek Hangtuah

Bengkel Hangtuah yang ada di Fatmawati punya service yang luarbiasa, yaitu pengecekan kendaraan secara gratis untuk membantu calon pembeli kendaraan Cevrolet/ Opel memvalue kendaraannya.

Sayang sewaktu mau beli, saya ngga bisa memanfaatkan service tersebut karena posisi dealer terlalu jauh.

Makanya setelah beli saya kirimkan ke hangtuah, dengan tujuan biar dapat kondisi terakhir sekaligus menetapkan jadwal perbaikan apabila (dan mungkin sekali) diperlukan.

Hasilnya:
1. Timing belt perlu ganti krn ga pernah diganti dari awal (Arrrrgh!)
2. Balljoint dan swing Arm perlu ganti
3. Sensor Camshaft sudah mulai retak (ternyata program recall sudah ditutup!)
4. Disc brake depan-belakang sudah tipis
5. Kondisi saringan udara, saringan bensin dan busi udah item
6. Shock breaker kanan depan sudah nggak main.
7. Engine mounting disarankan ganti
8. Password tape,... masih tunggu jawaban ATPM
9. Manual book,... sorry,..... sudah ngga ada stock (bah, bagaimana pulak?)

So far sebenernya ngga terlalu parah-parah amat seh. Cuma dikit komponen yg harus ganti, tapi harganya itu loh,... he he he. Serem.

Harus bikin prioritas.

Yang pertama saya pilih adalah Tune up, ganti saringan dll, dan ganti discbrake belakang aja.

Bulan depan giliran berikutnya.

Bingung nich, mana dulu:

1. Timing Belt (udah overdue 5 rb km, harusnya diganti di 45rb km)
2. Balljoint, soalnya waktu belok terutama kalau belokannya patah, suka bunyi-bunyi.


Pembaca ada comments? I wellcome U.

Terus iseng-iseng mo nanyain soal kunci serep ach,..!

First Look,....

Saat mobil diambil di dealer (Satria Motor, Meruya)

Here's the list of what I got:
1. Mobilnya (foto menyusul,...)
2. Satu kunci kontak (ga ada kunci serep)
3. kelengkapan dongkrak etc.
4. Jaring
5. tape yang tidak bisa nyala karena pass-codenya tidak ada.
6. No manual book.

Oke,.. oke,... no big deal, point 5 & 6 mestinya sih masih disupport oleh ATPM.

Setelah sampai rumah aku baru notice bahwa,....

Velg buat ban serep ternyata velg standar, bukan seperti empat velg lainnya (??)

Koq aneh ya?

Ya sudah lah. Mobil mau dimasukkan hang tuah untuk cek kondisi terakhir.

Welcome to My Zaffy Days

Akhirnya kebeli juga mobil Chevrolet Zafira ku!

Beli second, tahun 2004, kondisi lumayan bagus. Pemilik pertama tinggal di Pangkalan Jati, depok. At least itu yg tertera di bengkel Hangtuah, saat saya mengecek kondisi mobil ini pertama kalinya.

Blog ini dibuat sebagai sharing pengalaman personal memiliki mobil Zafira.

Kenapa saya lakukan, yah, mungkin sebagai catatan bagi user Zafira lainnya, mengenai suka duka punya mobil Zafira. Saya pernah punya Opel Blazer,... so saya bisa memperkirakan cerita-cerita apa yang bisa saya alami bersama Zafira,... hehehe

Sedikit sejarah si mbak Fira di rumah saya:

Buatan tahun= 2004
Warna= hitam metalik
No Pol= B-2812-OF


Dibeli tanggal: 3 November 2006

So let's roll!

Gambar di ambil dari milis Zafira@yahoogroups.com